Lahan Rosak Akibat Erupsi gunung merapi

Jakarta -

LAPORAN Berita info sari indonesia

Lahan Rusak Akibat Erupsi Merapi, Warga Makan Singkong

Persoalan warga sekitar Gunung Merapi paska erupsi semakin memprihatinkan. Ribuan warga Dusun Kadileben, Desa Jati, Kecamatan Sawangan, Magelang, terpaksa harus makan singkong dan garam.

Penduduk desa ini bukanlah pengungsi. Namun karena lahan mereka rusak akibat erupsi Merapi, mereka pun kekurangan pangan. Warga desa ini pun tidak mendapatkan bantuan logistik dari Pemda Magelang karena statusnya bukan pengungsi.

Padahal sehari-harinya, mereka mengandalkan hasil lahan untuk bertahan hidup. Ada 1.184 kepala keluarga yang hidup di desa yang berada di perbatasan lereng Gunung Merapi-Merbabu ini.

Salah satunya adalah keluarga Winarti (39) yang tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari lantaran sawah dan ladang yang menjadi mata pencaharian rusak akibat guyuran abu vulkanik. Winarti pun tidak mempunyai pekerjaan lain.

"Tidak ada lagi yang bisa diandalkan hanya ketela yang bisa kami ambil dari ladang. Itu pun sudah tercemar dengan abu vulkanik," ujar Winarti, Selasa (16/11/2010).

Winarti mengaku sudah dua hari makan singkong yang digarami untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "Dua potong singkong untuk sekeluarga mas," beber Winarti.

Kepala Desa Jati, Kecamatan Sawangan, Magelang, Lilik Sujadi menyatakan sebanyak 50 persen lebih warganya berprofesi sebagai petani.

"Hampir seluruh area perkebunan dan persawahan di sini rusak, mencapai ratusan hektar. Kebanyakan tanaman ambruk karena terguyur abu vulkanik saat erupsi pada 4 November lalu," jelas Lilik pada detikcom.

Lilik pun membenarkan jika ada beberapa warganya yang terpaksa makan ketela rebus sebagai pengganti nasi.

"Memang mereka sudah tidak punya apa-apa lagi. Punyanya singkong, ya makan singkong," terang Lilik.

Untuk mengantisipasinya, dia mengaku sudah mengajukan permintaan bantuan kepada Pemerintah Kabupaten Magelang, namun sampai saat ini belum mendapatkan respons.

Pantauan detikcom, beberapa warga di luar pengungsian mulai kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka. Perekonomian yang masih belum pulih serta rusaknya lahan pencaharian menjadi sumber permasalahannya.

Sekjen LSM Gemasika Kabupaten Magelang, Ichsani, menyatakan kondisi tersebut terjadi di tiga kecamatan di luar Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Diantaranya Kecamatan Muntilan, Salam, dan Ngluwar.

"Ekonomi di sana semua lumpuh. Pertanian hancur. Warga hanya mengandalkan bantuan dari donatur saja," ujar Ichsani kepada detikcom.

Sekda Kabupaten Magelang, Utoyo saat dikonfirmasi membenarkan hal ini. Pihaknya mengaku belum bisa memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Masih dalam status tanggap darurat, yang kita urusi memang baru pengungsi dulu karena peraturannya memang seperti itu," jelas Utoyo.

Utoyo menjelaskan saat ini muncul kecemburuan antara pengungsi dengan warga di luar pengungsian. Namun pemerintah tidak bisa berbuat banyak karena penggunaan dana pemerintah ini tidak bisa sembarangan.

Meski demikian Utoyo menambahkan masalah ini akan dibahas setelah status masa tanggap gawat darurat bencana dicabut.

Comments

Popular posts from this blog

PSY - GANGNAM STYLE hits world

Feri berlanggar, 38 terkorban

Ramai tahu perangai buruk Azmin